Selasa, 12 Maret 2013

TESTING DAN IMPLEMENTASI

Diposting oleh Unknown di 09.32

BAB I PENGERTIAN DASAR
TESTING DAN IMPLEMENTASI

1.1Latar Belakang
SDLC (Software Development Life Cycle) berarti sebuah siklus hidup pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya.     Dalam    Tahapan    SDLC    terdiri    dari    beberapa tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari kebutuhan tersebut untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Kemudian segala kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka proses tersebut akan dikembalikan kembali ke dalam tahap desain untuk pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.

Proses Tahapan SDLC yang paling sering digunakan adalah :

1. Perencanaan:
Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan. apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.
2. Analisis Sistem:
Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak dibuat.
3. Desain :
Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama.
4. Konstruksi :
Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan
5.  Implementasi
software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem pengguna/ sudah siap diterapkan.
6.  Maintenance:
sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya

1.2  Implementasi Perangkat Lunak
Hasil Rancangan detail yang ditranslasikan ke dalam suatu bahasa pemrograman,  proses  translasi  dilanjutkan  bila  suatu  kompiler  menerimasource code sebagai masukan dan mengkasilkan object code yang akan diterjemahkan menjadi machine code. Bahasa pemrograman adalah alat yang digunakan untuk komunikasi anatara manusia dan komputer
Pemilihan bahasa pemrograman didasarkan atas :
1.   Lingkup aplikasi
2.   Algortima dan kompleksitas
3.   Lingkungan pemrograman
4.   Performansi
5.   Struktur data
6.   Pengetahuan pemrogram
7.   Ketersediaan komputer

1.3  Testing perangkat lunak
Pengertian Testing perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi   persyaratan atau belum untuk menentukan perbedaan  antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya.
  • Menurut Hetzel 1973: proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan.
  • Menurut Myers 1979: proses eksekusi program atau sistem secara intens untuk menemukan error.
  • Menurut Hetzel 1983 (Revisi): tiap aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dari program atau sistem dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan.
  • Menurut Standar ANSI/IEEE 1059: proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan ( defects / errors / bugs ) dan mengevaluasi fitur- fitur dari entitassoftware.

1.4  Prinsip pengujian yang harus diperhatikan.
•      Dapat dilacak hingga ke persyaratan atau dokumen SRS
•      Pengujian harus direncanakan sebelum pelaksanaan pengujian
•       Pengujian harus dimulai dari hasl yang kecil, diteruskan ke hal-hal yang besar.
•      Pengujian yang berlebihan tidak akan mungkin dapat dilaksanakan
•      Pengujian sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga.

1.5  Tujuan Pengujian
•      Menilai  apakah  perangkat  lunak  yang dikembangkan  telah memenuhi kebutuhan pemakai.
•      Menilai  apakah  tahap  pengembangan  perangkat  lunak  telah  sesuai dengan metodologi yang digunakan.
•      Membuat    dokumentasi    hasil    pengujian    yang    menginformasikan kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi  yang telah ditentukan.

1.6 Strategi  Pengujian
1.6.1 Pengujian unit  program
Pengujian difokuskan pada unit terkecil dari suatu modul program. Dilaksanakan dengan menggunakan driver dan stub. Driver adalah suatu program utama  yang berfungsi mengirim  atau menerima data  kasus uji dan mencetak hasil dari modul yang diuji. Stub adalah modul yang menggantikan modul sub-ordinat dari modul yang diuji.

1.6.2 Pengujian integrasi

Pengujian terhadap unit-unit program  yang saling berhubungan (terintegrasi) dengan fokus pada masalah interfacing. Dapat dilaksanakan secara top-down integration atau bottom-up integration.

1.6.3 Pengujian validasi
Pengujian ini dimulai jika pada tahap integrasi tidak ditemukan kesalahan. Suatu validasi dikatakan sukses   jika perangkat lunak berfungsi pada suatu cara yang diharapkan oleh pemakai.

1.6.4 Pengujian sistem
Pengujian yang dilakukan sepenuhnya pada sistem berbasis komputer.
¤   Recovery testing
Pengujian dilakukan dimana sistem diusahakan untuk gagal, kemudian diuji normalisasinya
¤   Security testing
Dilakukan untuk menguji mekanisme proteksi
¤   Stess testing
Pengujian  yang  dirancang  untuk  menghadapkan  suatu  perangkat  lunak kepada situasi Yang tidak normal.


BAB II
TAHAP TESTING DAN IMPLEMENTASI

2.1  Tahap-tahap Pengujian
•     Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum saat digunakan oleh user.
•     Memperkirakan apakah sistem dapat menanggulangi segala kondisi dan data mainstream.
•     Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu yang diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
•     Menguji volume, stress dan storage untuk meeriksa performance dibawah kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed input, jumlah user yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas secara tiba-tiba.
•     Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi yang telah diperkirakan maupun tidak.
•     Menguji error handling dan recovery dari sistem seperti memeriksa bahwa

akan keluar pesan error   yang tepat pada setiap kondisi dan pemulihan yang baik setelah sistem mengalami fatal errror.
•     Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang tidak berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem.

Tipe-tipe system testing
–     volume : memfokuskan untuk input yang besar
–     usability : mengukur reaksi user ( skala 1-10)
–     performance : mengukur kecepatan pada beberapa keadaan
–     configurasi : mengkonfogurasi  untuk bermacam-macam hardware atau software
–     compatibility : komplabiliti dengan aplikasi lain ( contoh: mengukur waktu
adaptasi)
–     reliability/availability  : mengukur ketahanan pada periode waktu yang lama
–   security
–   resource usage : mengukur penggunaan RAM, ruang disk, dll
–     installability : di install pada bermacam-macam keadaan (mengukur waktu install)
–   recoverability : mengukur waktu untuk me-recover
–   serviceability : mengukur waktu service
–   load/stress: untuk data extreme dan traffic

2.2  Pengujian Tahap Analisis
ditekankan pada validasi terhadap kebutuhan, untuk menjamin bahwa kebutuhan telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan tersebut sudah dirumuskan dengan baik.

Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
a. Kebutuhan yang berkaitan dengan metodelogi
b. Pendefinisian spesifikasi fungsional
c. Penentuan spesifikasi kegunaan
d. Penentuan kebutuhan portabilitas
e. Pendefinisian antar muka sistem.

2.3  Pengujian Tahap Perancangan
Bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari kebutuhan – Kebutuhan yang bersifat umum dirinci  menjadi bentuk yang lebih spesifik .
Faktor-faktor pengujian tahap perancangan meliputi :
•    Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan
•    Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori.
•    Portabilitas rancangan
•    Perancangan yang dirawat
•    Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data.
•    Kelengkapan perancangan antar muka.

2.4  Pengujian Tahap Implementasi
Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan menjadi aplikasi keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :
•    Kendali integritas data
•    Kebenaran program
•    kemudahan pemakaian
•    Sifat coupling
•    Pengembangan prosedur operasi.

2.5  Pengujian Tahap Testing :
untuk    menilai    apakah    spesifikasi    program    telah    ditulis    menjadi instruksi-instruksi yang dapat dijalankan pada mesin. Selain itu, juga untuk menilai apakah instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi program. Faktor-faktor  pengujian tahap ini meliputi :
•    Pengujian fungsional
•    Dukungan manual
•    Kemudahan operasi.

2.6  Pengujian dengan Kasus Uji
Dilakukan meliputi pengujian unit (berupa prosedur atau fungsi) dan pengujian sistem. Dalam pengujian unit, unit-unit yang diuji meliputi  unit-unit yang ada dalam sistem. Sedangkan pengujian sistem dilakukan terhadap sistem secara keseluruhan. Setiap pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai data masukan, baik data yang valid maupun tidak.


BAB III TEKNIK PENGUJIAN

3.1  Teknik Pengujian

Ada Banyak teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat lunak, seperti :
1.     Pengujian Black Box
2.     Pengujian White Box

3.1.1 Pengujian Black Box
Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi  yang  ada  tanpa  melihat  bagaimana  proses  untuk  mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya.

Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi :
• Fungsi tidak benar atau hilang
• Kesalahan antar muka
• Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data)
• Kesalahan inisialisasi dan akhir program
• Kesalahan performasi.

Image
Contoh Black Box:
A. Strategi OO Testing
Image
•     Unit Testing è Pengujian class/object
•     Integration Testing  Ã¨ object integration testing
•     System Testing

Pengujian class/object
•     Encapsulated state è Memeriksa interaksi method-method dengan data obyek
•     Interaksi  antar  method  Ã¨  Memeriksa  interaksi  method-method  dari sebuah obyek
•     Pewarisan dan polimorfisme

B. Unit Testing
•     Tahapan testing yang paling awal.
•     Tahap selanjutnya terdiri dari integration testing dan system testing
•     Biasanya unit didefinisikan  sebagai:
–     Suatu fungsi atau prosedur tunggal yang kohesif
–     Segmen terkecil dari kode program yang bisa dikompile secara terpisah.
–     Sebuah fungsi yang pas pada suatu halaman tunggal.
–     Kode yang bisa ditulis oleh seseorang dalam suatu kurun waktu.
•     Definisi yang biasa dipakai yaitu definisi pada point pertama.
•     Input untuk proses test planning terdiri dari requirement dan detailed design. Output dari proses test planning adalah unit test plan.
•     Tahap   selanjutnya   adalah   akuisisi   data   input   dan   output   yang berasosiasi dengan masing-masing test. Hasil dari tahap ini dinamakan test set.
•     Test di eksekusi.
Image

C. Pengujian Method
•     Memverifikasi operasi pada nilai normal parameter (sebuah black box test yang berdasarkan pada kebutuhan unit)
•     Memverifikasi operasi pada nilai limit parameter (black box)
•     Memverifikasi operasi nilai diluar batas nilai parameter (black box)
•     Memastikan bahwa semua instruksi di eksekusi (statement coverage)
•     Cek semua path, termasuk semua cabang (decision coverage)
•     Cek semua penggunaan object yang dipanggil
•     Memverifikasi penanganan dari semua struktur data
•     Memverifikasi penanganan semua file
•     Cek terminasi normal dari semua loop ( part of correctness proof)
•     Cek terminasi abnormal dari semua loop
•     Cek terminasi normal dari semua rekursif
•     Cek terminasi abnormal dari semua rekursif
•     Memverifikasi penanganan semua kondisi error
•     Cek timing dan sinkronisasi
•     verifikasi semua ketergantungan hardware

D. Class Testing
•     Kombinasikan penggunaan method
–     biasanya 2-5
–     pilih rangkaian pertama yang paling umum
–     masukan rangkaian yang mungkin menyebabkan error
•     Fokuskan unit test pada masing-masing atribut
–     inisialisasi, lalu eksekusi rangkaian method yang dipengaruhinya
•     Verifikasi masing-masing invariant class tidak berubah
•     Verifikasi object transisi diantara state-state yang ada.
–     Rencanakan rangkaian state/transisisi
–     Set up object dalam inisial state dengan menyeting variable
–     Sediakan event pertama dan cek transisi yang terjadi

E. Pengujian integrasi object
•     Menguji unit yang telah diuji secara tunggal bekerja secara baik pula setelah digabungkan pada sistem
•     Mereka akan digabungkan ke dalam suatu grup logis yang koheren untuk diuji kembali( subsistem )
•     Saat  subsistem  tersebut  berhasil  bekerja  dengan  baik  maka  akan dilanjutkan dengan menggabungkannya  dengan subsistem yang lain dan seterusnya sampai membentuk suatu sistem utuh yang teruji
•     Hal  yang diperhatikan  yaitu memeriksa  semua  unit apakah  bekerja bersama dengan baik.
•     Penguji   lebih   mengkonsentrasikan   pada   interaksi   unit   daripada fungsionalitasnya

F. Merancang dan Melakukan Integration Testing
•     Putuskan bagaimana dan dimana untuk   menyimpan, menggunakan kembali dan mengkodekan  integration test
–     tunjukan dalam project schedule
•     Ekesekusi unit-unit test sebanyak mungin sesuai dengan waktu yang tersedia
•     Gunakan test regresi
•     Pastikan kebutuhan pembangunan telah dispesifikasikan.
•     Gunakan use case yang harus diimplementasikan
•     Eksekusi system test

G. Tahapan System Testing
•     Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum saat digunakan oleh user.
•     Memperkirakan  apakah sistem dapat menanggulangi  segala kondisi dan data mainstream.
•     Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu yang diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
•     Menguji  volume,  stress  dan  storage  untuk  meeriksa  performance
dibawah kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed input, jumlah user yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas secara tiba-tiba.
•     Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi yang telah diperkirakan maupun tidak.
•     Menguji  error handling  dan recovery dari sistem seperti memeriksa bahwa akan keluar pesan error  yang tepat pada setiap kondisi dan pemulihan yang baik setelah sistem mengalami fatal errror.
•     Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang tidak berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem.

3.1.2 Pengujian White Box:
Pengujian White Box digunakan untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak secara internal. Pengujian dilakukan untuk menjamin operasi-operasi internal  sesuai  dengan  spesifikasi  yang  telah  ditetapkan  dengan menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang.
 Image
Tujuan kita adalah menjamin semua statemen dan kondisi telah dieksekusi minimal sekali

Pelaksanaan pengujian white box :
a.     Menjamim seluruh independent path dieksekusi paling sedikit satu kali.
Independent path adalah jalur dalam program yang menunjukkan paling sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru.
b.     Menjalani logical decision pada sisi dan false
c.     Mengeksekusi      pengulangan       (looping)       dalam      batas-batas       yang ditentukan
d.     Menguji struktur data internal

Contoh Testing White Box:
A. Condition Testing
Condition  Testing  bertujuan  untuk  mengeksekusi  semua  kondisi  lojik  dari sebuah modul program
Dapat mendefinisikan
*    Relational Expression (E1 op E2) : dimana E1 dan E2 adalah arithmetic expression
*    Simple Condition: variabel boolean atau relational expression, mungkin diawali dengan operator NOT
*    Compound        condition:        terdiri       dari       dua       atau       lebih       simple
conditions,operator boolean, dan tanda kurung
*    Boolean Expression: kondisi tanpa relational expression

Tipe kesalahan pada sebuah kondisi dapat mencakup:
*    boolean      operator      error      (adanya      incorrect/missing/extra       boolean operator)
*    boolean variable error
*    boolean parenthesis (tanda kurung) error
*    relational operator error
*    arithmetic expression error

Metode condition testing fokus pada pengujian setiap kondisi yang ada pada program, Keuntungan strategi condition testing
*    Memperkirakan pengujian berdasarkan kondisi adalah hal yang simpel
*    Cakupan pengujian dapat mengarahkan pada penambahan kasus uji untuk sebuah program
Beberapa strategi yang termasuk condition testing
*    Branch Testing
*    Domain Testing
*    Branch  and  Relational  Operator  Testing  –  menggunakan  kondisi sebagai batasan
Contoh: C1 = B1 & B2
*    dimana B1, B2 adalah boolean conditions
*    Batasan kondisi D1, D2 dimana D1 dan D2 dapat bernilai true (t) atau
fals(f)
*    Cabang dan operator relasi membutuhkan batasan-batasan { (t,t), (f,t), (t,f) } harus dipenuhi untuk eksekusi C1
Cakupan batasan-batasan menjamin pendekteksian kesalahan pada operator relasional (relational operator errors)

B. Branch Testing
Branch testing adalah strategi pengujian berbasis kondisi yang paling simpel, Untuk setiap kondisi percabangan C, maka setiap cabangnya harus dieksekusi minimal sekali (yang bernilai true atau false)

C. Data Flow Testing
Metode Data Flow testing memilih aliran tes dari program berdasarkan lokasi pendefinisian dan penggunaan variabel dalam program
dengan Data flow testing
Setiap statemen di dalam program diasumsikan diisi dengan angka yang unik dan diasumsikan tidak ada fungsi yang mengubahnya
* Defs( s ) = { x | statemen S berisi pendefinisian X }
* Use( s ) = { x | statemen S berisi penggunaan X }
*    DU Chain (Definition – Use Chain) dari variabel X dengan bentuk {X, S, S’}, dimana S, S’ adalah jumlah statemen, X di dalam Defs(S) dan Defs(S’).
Rangkaian yang mungkin lainnya:
* DD (Definition-Definition Chain) – harus dihindari
* UU (Use-Use Chain) – common chain
* UD (Use-Definition Chain) – common chain
Salah satu strategi yang simpel adalah Strategi DU Testing
* Strategi ini menyatakan bahwa setiap DU chain harus dilalui minimal sekali

D. Loop Testing
 Loop adalah dasar dari banyak algoritma. Loop dapat didefinisikan menjadi berikut:
 Image
Untuk menguji:
Simple Loops dengan n kali:
1.     Abaikan perulangan
2.     Masuki perulangan sekali
3.     Masuki perulangan dua kali
4.     Masuki perulangan m kali dimana m<n.
5.     Masuki perulangan (n-1), n, dan (n+1) kali

Nested Loops
1.     Mulai dengan perulangan yang ada di dalam, set semua perulangan ke nilai minimum
2.     Uji sebagai simple loop untuk perulangan yang ada di dalam
3.     Pengujian dari dalam ke luar
4.     Lanjutkan sampai semua loop diuji

Concatenated Loops
1.     Jika perulangan independen, gunakan pengujian simple loop
2.     Jika perulangan tidak saling independen, gunakan nested loops.

Unstructured loops
1.     Jangan diuji – harus didesain ulang


BAB IV HASIL TESTING

4.1 Standar ANSI/IEEE untuk test dokumentasi
•     introduction
•     test plan : item dalam test,ruang lingkup, pendekatan, resource, jadwal, personel
•     test design: item yang ditest, pendekatan, rencana detail
•     test case : kumpulan input dan event
•     test procedures : langkah-langkah untuk menyeting dan mengeksekusi test case
•     test item transmittal report : item-item dalam test, lokasi fisik dari hasil,
      orang yang bertanggung jawab untuk transmitting
•     test log : kronologi record, lokasi fisik dari hasil, nama penguji
•     test incident report : dokumentasi dari setiap event yang terjadi selama test, yang
      membutuhkan investigasi lebih lanjut
•     test   summary   report   :   kesimpulan-kesimpulan   dari   keseluruhan point-point di
atas

4.2 Testing Tools
•     Testing bervolume besar biasanya membutuhkan penggunaan tool-tool otomatis. Jacobson menyarankan bahwa 75% dari test lebih baik dilakukan secara otomatis daripada dilakukan secara manual.
•     Kemampuan dari tools otomatis system test:
–     merekam  aksi  mouse  dan  keyboard  untuk  memungkinkan pengulangan pemutaran kembali
–     jalankan test script secara berulang-ulang
–     memungkinkan untuk merekam hasil test
•     merekam waktu eksekusi
•     merekam run time error
•     membuat dan mengatur regression test
•     menghasilkan test report
•     menghasilkan test data
•     merekam penggunaan memory
•     mengatur/mengelola test case
•     analisa keseluruhan

4.3 BLACK BOX TESTING
Proses  pengujian  kotak  hitam  untuk  blok  aplikasi  yang  ditunjukkan  pada
Gambar
Image
Gambar . Black box testing process

Pengujian Black Box Langkah

Pengujian kotak hitam melibatkan pengujian antarmuka eksternal untuk memastikan bahwa kode tersebut memenuhi persyaratan fungsional dan nonfunctional. Berbagai langkah yang terlibat dalam pengujian kotak hitam adalah sebagai berikut:
1.  Create test plans. Create prioritized test plans for black box testing.
2.  Test the external interfaces. Test the external interfaces for various type of inputs using automated test suites, such as NUnit suites and custom prototype applications.
3.  Perform load testing. Load test the application block to analyze the behavior at various load levels. This ensures that it meets all performance objectives that are stated as requirements.
4.  Perform stress testing. Stress test the application block to analyze various bottlenecks and to identify any issues visible only under extreme load conditions, such as race conditions and contentions.
5.  Perform security testing. Test for possible threats in deployment scenarios.
Deploy the application block in a simulated target environment and try to hack the application by exploiting any possible weakness of the application block.
6.  Perform globalization testing. Execute test cases to ensure that the application block can be integrated with applications targeted toward locales other than the default locale used for development.

4.4 WHITE BOX TESTING
Image
Gambar. White box testing process
White box testing involves the following steps:
1.   Create test plans. Identify all white box test scenarios and prioritize them.
2.   Profile the application  block. This step involves studying the code at run time to understand the resource utilization, time spent by various methods and operations, areas in code that are not accessed, and so on.
3.   Test the internal subroutines. This step ensures that the subroutines or the
nonpublic interfaces can handle all types of data appropriately.
4.   Test loops and conditional  statements. This step focuses on testing the loops and conditional statements for accuracy and efficiency for different data inputs.
5. Perform security testing. White box security testing helps you understand possible security loopholes by looking at the way the code handles security.


DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar

 

Miracle is another name of hardwork Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea